Sejarah Pandes

Sejarah

Asal muasal Desa Pandes

             Menurut cerita para sesepuh Desa Pandes bahwa yang "Mbubak Alas" dulu pertama kali adalah seorang keturunan kerajaan yang bernama Raden Soleh, yang konon katanya mempunyai wajah yang berwarna coklat kemerah-merahan dan separuh wajahnya berwarna putih. Maka Raden Soleh tersebut dikenal sebagai "Mbah Slewah" karena berwajah dua warna. Beliau di utus oleh Raja Mataram untuk menyampaikan pesan ke Kerajaan Padjajaran, dalam perjalanan Beliau dan pasukannya berniat untuk istirahat di hutan belantara yang dilewati, dan babat alas, tanpa sengaja Beliau merasa nyaman dan memberikan nama hutan yang dibubak itu "Pandes"yang berarti mandes atau nyaman.

            Selang beberapan tahun bahwa Pandes dijadikan sebuah Desa yang kala itu dipimpin oleh seorang keturunan Raden Soleh bernama Ki Lurah Mertojoyo, lalu Mbah Lurah Guru Ahmad, tidak lama memimpin Desa Pandes Mbah Lurah Guru Ahmad digulingkan oleh Mbah Lurah Suparman yang kemudian menjadi lurah selanjutnya. Setelah masa jabatan Mbah Lurah Suparman berakhir, digantikan oleh yang dilanjutkan oleh Lurah Kamat, yang menjabat kurang lebih 30 tahun. Setelah itu digantikan oleh Pak Djauzak yang menjabat selama 10 tahun. Lalu dilanjutkan oleh H. Chair Makmun yang menjabat selama 8 tahun, dan dilanjutkan oleh Kepala Desa Perempuan pertama kali di Desa Pandes, Ibu Hj. Siti Yaeniah yang memimpin selama 2 periode dari tahun 2007-2013, 2013-2019. Dan yang menjabat sebagai Kepala Desa saat ini adalah Bapak Muhammad Zaenur Asikin yang sebelumnya adalah Perangkat Desa Pandes.